Serba-serbi Tentang ‘Mimpi Basah’ pada Pria

Jakarta – Sebagian besar pria pernah mengalami yang namanya ‘mimpi basah’. Kondisi ini terjadi di waktu malam, ketika pria tertidur dan secara ilmiah dikenal dengan nocturnal emission, atau ‘pelepasan di waktu malam’.

Mimpi basah sendiri mengandung arti, ejakulasi yang terjadi ketika pria tidur. Biasanya terjadi ketika seseorang memimpikan tentang seks, namun seringkali mereka tidak sadar atau tidak ingat mimpi tersebut.

Mimpi basah tidak selalu terjadi pada setiap pria. Lalu, kenapa ada pria yang suka mimpi basah dan ada yang tidak? Apa yang menyebabkan terjadinya hal tersebut?

Dijelaskan ahli urologi (ilmu kedokteran yang mempelajari kelainan saluran kemih dan genital pada laki-laki) Dr. Joseph Sonstein, M.D., dari University of Texas Medical Branch, mimpi basah bisa jadi disebabkan oleh peningkatan jumlah testosteron, yang terjadi ketika seseorang tidur.

“Pria yang beranjak dewasa memiliki tingkat testosteron sangat tinggi, sehingga lebih sering mengalami mimpi basah ketimbang pria dewasa atau yang lebih tua,” ujar Dr. Joseph seperti dikutip dari Men’s Health US.

Normalkah pria yang sering mengalami mimpi basah, bahkan bisa setiap malam? Pada remaja pria atau pria yang beranjak dewasa, sering mimpi basah adalah hal yang normal dalam masa pertumbuhan. Sebab, tidak ada yang bisa dilakukan untuk mengontrol atau menghentikan timbulnya mimpi sensual tersebut.

Beberapa pria mengalami mimpi basah beberapa kali dalam seminggu, ada pula yang hanya satu atau dua kali selama hidupnya. Semakin sering seorang pria berhubungan seks atau masturbasi, maka kemungkinan ia mengalami mimpi basah akan semakin jarang.

Jika mimpi basah lumrah terjadi pada remaja pria yang memasuki masa pubertas, bagaimana dengan pria dewasa yang mengalaminya? Kemungkinan disebabkan karena pria tersebut kurang berhubungan seks, atau tidak bercinta dalam waktu yang lama.

Menurut Dr. Joseph, mimpi basah bisa terjadi ketika ada jeda periode yang cukup panjang dengan terakhir kali seorang pria orgasme. Ejakulasi di malam hari ini merupakan cara tubuh untuk menjaga kualitas sperma. Dengan ejakulasi, maka akan terjadi penggantian sperma lama. Hal ini memungkinkan tubuh memproduksi suplai sperma yang baru.

Mimpi basah seharusnya tidak membuat seorang pria merasa terganggu atau tidak nyaman saat mengalaminya. Namun jika hal yang seharusnya ‘normal’ itu membuat pasangan Anda merasa bersalah atau tidak nyaman –karena beberapa mimpi menimbulkan imej yang kurang menyenangkan atau aneh– atau berkali-kali terjadi pada pria dewasa, maka disarankan mendiskusikannya dengan seseorang yang dipercaya. Bisa dengan orang terdekat (misalnya istri), dokter spesialis, pakar seks atau psikolog karena mungkin saja ada sesuatu dalam hubungan yang kurang memuaskan sang pria.

Riset: Seks, ‘Obat’ Agar Otak Tidak Pikun Saat Usia Senja

Jakarta – Sekali lagi seks terbukti memiliki manfaat untuk pasangan jika rutin dilakukan. Dalam penelitian terbaru terungkap aktivitas bercinta bisa menjadi obat mujarab untuk mencegah kepikunan dan munculnya kerutan di wajah.

Riset tersebut dilakukan oleh para peneliti di Manchester University. Penelitian melibatkan 1.700 responden berusia 58 sampai 98 tahun. Para responden diminta menjalani serangkaian tes mudah untuk mengukur kemampuan otaknya, demikian seperti dikutip Huffington Post.

Setelah diteliti diketahui, responden yang tetap aktif berhubungan seks di usia senja memiliki kemampuan otak lebih baik ketimbang mereka yang jarang atau malah stop bercinta. Riset tersebut juga membuktikan bahwa orang-orang di di usia lanjut tetap aktif bercinta, bukan seperti anggapan yang ada selama ini bahwa pertambahan usia menyebabkan terjadinya penurunan libido.

Penelitian yang sama juga menemukan bahwa wanita pun sama seperti pria, bisa tetap aktif bercinta meskipun usia mereka sudah menua. Ada satu dari tiga responden wanita berusia 70 tahun lebih yang mengkategorikan dirinya sebagai orang yang aktif secara seksual. Sementara pada pria, angkanya lebih tinggi.

Riset mengenai seks dan kepikunan ini bukan pertamakalinya dilakukan. Penelitian serupa pernah dilakukan dan dimuat dalam New England Journal of Medicine pada 2013. Saat itu penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah memang benar orang-orang akan berhenti bercinta saat mereka menua. Dari riset diketahui 73% orang berusia 57 sampai 63 tahun masih aktif bercinta. Dan orang-orang yang tetap berhubungan seks seiring pertambahan usianya ini terbukti belum mengalami kepikunan dibandingkan mereka yang jarang bercinta.

Bagaimana seks bisa mencegah kepikunan? Untuk mengetahuinya, Para psikolog di Universitas Maryland melakukan penelitian terhadap tikus. Dalam risetnya, peneliti menemukan bercinta meningkatkan pembentukan neoron di hippocampus, area di otak yang bertugas membentuk kemampuan mengingat.

Peneliti kemudian membandingkan ketika para tikus itu dihentikan segala aktivitasnya dalam urusan seks. Tikus yang berhenti bercinta ini ternyata kemampuan intelegensianya menurun.

“Kami menemukan meskipun ada produksi neuron baru, kemampuan kognitif saat percobaan berlangsung langsung menurun begitu subyek penelitian dihentikan dari aktivitas seksual dalam waktu lama,” ujar para peneliti seperti dikutip Mail Online.

(eny/hst)

Efek Negatif Bercinta, Membuat Mual Sampai Depresi

Jakarta – Seks telah terbukti secara ilmiah bisa meningkatkan daya tahan tubuh, menghilangkan stres, meringankan rasa sakit hingga membantu kualitas tidur jadi lebih baik. Tapi ada kalanya hubungan intim dengan pasangan justru membuat seseorang sakit. Dalam konteks ini, kita tidak membicarakan penyakit seks menular tapi lebih kepada gangguan kesehatan fisik dan mental yang terbilang ringan. Meskipun ringan, bisa cukup mengganggu aktivitas keseharian. Ini beberapa dampak negatif dari bercinta, seperti dipaparkan Men’s Health US.

1. Pusing dan Mual
Orgasme merupakan puncak kenikmatan dalam bercinta, tapi jika efeknya terlalu kuat justru bisa membuat tubuh merasa tidak nyaman. Setelah penetrasi seks yang intens, klimaks yang berlebihan bisa saja dialami wanita. Hal ini umumnya disebabkan oleh stimulasi klitoris dan vagina yang dilakukan secara bersamaan sehingga membuat wanita sangat terangsang secara seksual, dan mencapai orgasme yang terlalu intens.

Dalam kondisi tersebut, tubuh akan melepaskan senyawa kimia bersamaan dengan membesarnya pembuluh darah. Proses tersebut akan membuat kepala terasa pening, berputar dan mual. Hal yang sama pun bisa terjadi pada pria dan para ilmuwan menyebutnya dengan sindrom penyakit pasca orgasme, dimana para pria akan mengalami gejala mirip flu yang bisa berlangsung hingga beberapa minggu.

2. Depresi
Seks seharusnya bisa menjadi pembangkit mood bahagia, namun berdasarkan penelitian di Australia pada 2011, sekitar 33 persen wanita mengaku justru mengalami depresi setidaknya satu kali setelah mereka bercinta. Bahkan dilaporkan 10 persen wanita merasa sedih, gelisah, menyesal dan terganggu setelah bercinta, meskipun mereka mengalami momen seks yang menyenangkan. Perubahan mood ini umumnya disebabkan oleh perubahan hormon pada wanita yang cukup signifikan pasca seks.

3. Sakit Kepala
Bercinta bisa menyembuhkan sakit kepala, tapi juga bisa menjadi penyebabnya. Aktivitas seks sebenarnya bisa memicu migrain pada pria maupun wanita. Berdasarkan laporan dari International Headache Society, ada dua tipe sakit kepala yang biasa terjadi karena aktivitas seksual. Tipe pertama terjadi sebelum bercinta, ketika gairah seksual yang berlebihan menekan otak dan mengakibatkan sakit. Tipe kedua, adalah sakit yang seperti menusuk secara tiba-tiba yang terjadi setelah seseorang merasakan klimaks. Studi yang dimuat dalam British Journal of Medical Practitioners menyebutkan bahwa sakit kepala yang dirasakan berbarengan dengan kenikmatan seks ini jarang terjadi. Umumnya dialami mereka yang memang telah memiliki gangguan migrain dan hanya terjadi pada 1 dari 100 orang.

4. Miss V ‘Terbakar’
Sebagian wanita memiliki alergi terhadap protein yang terdapat di dalam cairan semen pria sehingga menimbulkan rasa terbakar atau iritasi pada Miss V. Tapi biasanya reaksi alergi ini akan berangsur-angsur menghilang selama beberapa hari. Ada pula yang akhirnya tidak pernah mengalami alergi lagi karena Miss V telah beradaptasi dengan protein cairan semen.

Alergi juga bisa disebabkan oleh penggunaan kondom. Alat kontrasepsi yang terbuat dari lateks akan menimbulkan reaksi yang sama pada wanita yang memiliki alergi terhadap karet. Beberapa cairan lubrikan pun berpotensi memicu reaksi alergi karena bahan-bahan yang dikandungnya.

(hst/hst)

Selain G-Spot, Ada Zona Seks Tersembunyi Lain di Tubuh Wanita

Jakarta – G-spot menjadi titik erotis wanita yang keberadaannya sulit diketahui namun sebenarnya bisa membuat wanita lebih mudah mencapai orgasmenya jika distimulasi dengan tepat di area tersebut. Ternyata selain g-spot, masih ada titik tersembunyi lainnya di tubuh wanita yang dapat membantu mereka mencapai klimaksnya.

Penelitian yang dilakukan Emmanuelle Jannini, M.D. menemukan bahwa ada zona erotis yang lebih luas dari g-spot. G-spot sendiri persisnya berada di 2-5 cm dari lubang vagina.

Zona erotis tersembunyi lainnya selain g-spot ini, disebut oleh peneliti Italia itu dengan nama clitourethrovaginal complex (CUV). CUV ini letaknya lebih luas mulai dari dinding vagina, uretra atau saluran kencing, paraurethral glands (dekat saluran kencing), hingga bagian dalam klitoris.

Dengan menstimulasi titik-titik yang disebut sebagai CUV ini, bukan hanya membuat wanita merasakan sensasi luar biasa, tapi juga memicu mereka mendapatkan orgasme vagina. Orgasme vagina ini diyakini sebagai orgasme yang sensasinya lebih lama dan dahsyat dibanding orgasme lainnya.

“Kami menemukan dengan ultrasound bahwa masturbasi eksternal di luar klitoris mengaktifkan sirkulasi darah hanya di klitoris. Tapi dengan stimulasi di dalam klitoris saat penetrasi bisa mengaktifkan sirkulasi darah di semua bagian CUV,” jelas Emmanuelle.

Oleh karena itulah, Emmanuelle menyarankan ketimbang hanya fokus mencari di mana g-spot wanita, cobalah sentuh zona erotis CUV ini. Caranya hanya dengan memberikan stimulasi di bagian depan dinding vagina.

Stimulasi CUV akan lebih mudah dilakukan ketika seks dilakukan dengan posisi woman on top atau doggy style. Selain itu agar stimulasi maksimal, pria juga bisa menggunakan tangannya untuk menyentuh titik CUV.

4 Alasan Kenapa Setiap Orang Menginginkan Seks

Jakarta – Setelah menikah bertahun-tahun dan keseharian Anda dipenuhi dengan berbagai aktivitas yang mendatangkan kelelahan di penghujung hari, terkadang seks bukan lagi menjadi prioritas. Selalu saja ada alasan untuk menghindari seks dengan pasangan, seperti lelah, masih ada pekerjaan hingga soal anak. Namun pernahkah Anda berpikir apa alasan Anda menginginkan seks? Berapa banyak alasan yang bisa Anda sebutkan?

Riset yang diungkapkan dalam Sexuality & Culture Review pada 2010 mengungkapkan orang masa kini lebih banyak memiliki alasan untuk bercinta dibandingkan orang zaman dulu. Dulu hanya ada tiga alasan orang menginginkan seks yaitu: untuk punya anak, merasa bahagia dan karena jatuh cinta.

Kini, perilaku seks punya arti lebih. Ada yang melihatnya dari sisi psikologis, sosial, budaya bahkan agama. Sedangkan menurut para seksolog, sebenarnya hanya ada satu sebab kenapa manusia menginginkan seks.

“Karena kita sudah diprogram untuk menginginkannya. Bertanya kenapa orang menginginkan seks sama seperti bertanya kenapa mereka perlu makan. Otak kita sudah didesain untuk menginginkan seks,” ujar profesor ilmu psikiatri dan perilaku di Universitas Northwestern, Richard A. Carroll, seperti dikutip Web MD.

Selain karena memang sudah naluri, hal apa lagi yang membuat Anda dan orang lain pada umumnya menginginkan seks? Para psikolog di Universitas Texas, Austin meneliti 1.500 orang untuk mengetahui alasan orang bercinta. Alasan bercinta yang diungkapkan itu kemudian dibagi menjadi empat kategori, yaitu:

1. Alasan fisik: untuk kesenangan, mengatasi stres, olahraga, menjawab penasaran akan hasrat seksual atau karena ketertarikan pada lawan jenis.
2. Alasan tujuan: untuk memiliki anak, meningkatkan status sosial (misalnya ingin menjadi populer) atau untuk balas dendam.
3. Alasan emosional: cinta, komitmen atau ungkapan terimakasih.
4. Alasan insecurity: untuk meningkatkan kepercayaan diri, mencegah pasangan mencari seks dari orang lain atau karena merasa adanya kewajiban atau tugas (misalnya karena pasangan memaksa untuk bercinta).

Alasan orang menginginkan seks ini juga bisa dilihat berdasarkan jenis kelamin. Pria dan wanita melakukan aktivitas seks dengan alasan yang berbeda. Para peneliti membagi perbedaan keinginan bercinta pada pria dan wanita ini ke dalam dua kategori yaitu body-centered dan person-centered. Apa itu?

Body-centered: ketika seseorang ingin bercinta karena mereka menyukai efeknya terhadap tubuh mereka. Mereka tidak mempedulikan emosi atau perasaan pasangannya.
Person-centered: ketika seseorang bercinta karena ingin merasa dekat atau terhubung dengan pasangannya. Orang ini peduli dengan perasaan dirinya dan pasangannya dan hubungan percintaan mereka.

Lantas dari dua kategori tersebut, pria dan wanita termasuk yang mana? “Pria awalnya dikategorikan sebagai body-centered. Tapi seiring berjalannya waktu, ketika usia mereka mencapai 40-an, 50-an dan 60-an, bagi mereka hubungan menjadi hal penting sehingga berubah menjadi person-centered,” ujar profesor psikologi di Universitas Hartford Jane Carroll.

Sedangkan wanita justru sebaliknya. Awalnya bagi wanita seks adalah soal bagaimana mereka menjadi dekat dengan pasangannya. Bercinta adalah cara mereka untuk menguatkan dan menjaga sebuah hubungan. Dan ketika hubungan tersebut sudah berlangsung lama, bertahun-tahun misalnya, wanita akhirnya lebih fokus pada kepuasaan tubuh mereka.

Roti Bakar Keju Buat Kehidupan Seks Lebih Aktif, Mitos atau Fakta?

Jakarta – Anda penyuka roti bakar keju? Ada kabar baik. Survei terbaru mengungkapkan bahwa penggemar roti dengan keju yang dibakar atau panggang lebih aktif bercinta.

Survei diprakarsai situs jejaring sosial dan kencan online Skout dan melibatkan 4.600 orang yang menjadi anggotanya. Seperti dikutip dari Mirror, berdasarkan hasil survei terungkap, 73 persen pencinta roti bakar keju rutin berhubungan seks setidaknya satu bulan sekali. Jumlah ini lebih besar ketimbang responden yang bukan penggemar keju bakar, hanya 63 persen dari mereka yang rutin bercinta.

Lebih menariknya lagi, dari semua responden yang memilih roti bakar keju sebagai menu sarapan atau camilan, 32 persen di antaranya berhubungan seks minimal enam kali dalam sebulan. Sementara hanya 27 persen bukan penggemar makanan ini yang sering bercinta.

Jenis yang paling populer sebagai ‘teman’ memakan sandwich adalah keju ala Amerika (biasanya lebih banyak kandungan susu, whey, lemak susu dan protein susu) yaitu sebanyak 41 persen. Diikuti dengan keju cheddar sebanyak 31 persen, kemudian mozarella (10 persen), keju Swiss (8 persen), provolone (6 persen) dan brie (2 persen).

Belum diketahui secara pasti kenapa keju bakar atau panggang bisa membantu meningkatkan gairah seksual. Dikutip dari Today, keju mengandung magnesium, mineral yang dibutuhkan otot saat tubuh mengejang karena orgasme. Sejumlah studi juga menunjukkan bahwa aroma keju, apa pun jenisnya, bisa meningkatkan sirkulasi darah ke area intim hingga lima persen.

Namun ada pula hasil penelitian yang cukup kontradiktif. Apabila dikonsumsi secara berlebihan, keju justru bisa jadi pembunuh hasrat seks. Dilansir Cosmopolitan US, produk berbahan susu seperti es krim dan keju bisa membuat tubuh terasa lesu. Tubuh yang lesu, tentu saja bisa membuat Anda kurang bertenaga saat bercinta.

Selain itu terlalu banyak konsumsi keju atau makanan mengandung susu bisa memengaruhi produksi hormon termasuk hormon seks seperti estrogen, progesterone dan testosteron. Ketidakseimbangan hormon tersebut bisa meningkatkan risiko disfungsi seksual dan emosi tidak stabil.

“Makanan seperti keju, yoghurt, biji gandum, cokelat dan alkohol bisa menurunkan tingkat testosteron dengan meningkatkan enzim aromatase. Peningkatan aktivitas enzim ini akan menurunkan level testosteron dan meningkatkan estrogen,” ujar pakar seks Dr. Michael Hirt, seperti dikutip dari Fox News.

Estrogen sebenarnya merupakan hormon seks wanita –yang juga terdapat pada tubuh pria. Namun ada jenis estrogen yang besifat merusak, biasanya terbentuk karena pengaruh dari makanan yang dikonsumsi (biasa disebut xenoestrogen), bukan yang diproduksi sendiri oleh tubuh. Hormon inilah yang bisa mengakibatkan disfungsi ereksi. Maka dari itu banyak pakar kesehatan yang menyarankan untuk tidak mengonsumsi keju berlebihan, batasi hanya dua hingga tiga sajian per minggu.