Jakarta – Setelah menikah, tidak sedikit pasangan yang memilih menunda kehamilan dengan berbagai alasan. Salah satu metode untuk mencegah kehamilan ini adalah kontrasepsi alami dengan ejakulasi di luar vagina atau Miss V. Metode kontrasepsi ini terkadang membuat pasangan cemas karena bisa saja kesalahan terjadi.
Penelitian yang dilakukan Rachel K. Jones dari Guttmacher Institute mengungkapkan metode mencegah kehamilan dengan ejakulasi di luar Miss V ini ternyata cukup digemari. Dari riset yang melibatkan 4.634 wanita berusia 18 sampai 39 tahun terungkap, 33% responden memakai metode tersebut setidaknya satu kali dalam sebulan. 13% wanita lainnya menggunakan ejakulasi di luar sebagai metode kontransepsi selama sebulan terakhir. Dan ada 12% responden yang memakai metode ini hanya di akhir bulan.
Metode ejakulasi di luar ini paling banyak digunakan oleh wanita berusia 18 sampai 24 tahun. Dan seiring pertambahan usia wanita, semakin sedikit dari mereka yang menggunakan cara menunda kehamilan ini. Berdasarkan riset diketahui wanita lebih muda memakai teknik ini dengan mengombinasikannya bersama metode kontrasepsi lainnya seperti IUD, pil dan kondom.
Apakah teknik ejakulasi di luar vagina ini sebenarnya efektif untuk mencegah kehamilan? Berdasarkan data yang diungkapkan situs plannedparenthood, dari 100 wanita yang pasangannya melakukan ejakulasi di luar, empat di antara mereka hamil setiap tahunnya meskipun mereka sudah melakukannya dengan benar. Dan dari 100 wanita yang pasangannya ejakulasi di luar, 27 dari mereka akan hamil setiap tahunnya ketika teknik tersebut tidak dilakukan dengan benar.
Data tidak jauh berbeda diungkapkan oleh Divisi Kesehatan di Columbia University. Menurut mereka tingkat kegagalan dari metode ejakulasi di luar ini sekitar 22%. Jika teknik ini diterapkan dengan sempurna, tingkat kegagalannya 4%. Artinya empat hingga 22 dari 100 wanita yang memakai metode ini bisa hamil.
Metode ejakulasi di luar ini paling efektif dilakukan oleh pasangan yang memiliki kontrol diri baik, berpengalaman dan saling percaya. Pria yang mempraktekkan metode ini harus benar-benar tahu kapan mereka akan mencapai orgasme dan ejakulasi sudah tidak bisa ditunda lagi untuk keluar. Jika si pria tidak bisa memprediksi dan memahami dengan benar kapan momen ejakulasi ini terjadi, metode kontrasepsi ini tidak akan efektif.
Divisi kesehatan di Columbia University menambahkan penjelasan mengenai risiko dari metode ejakulasi di luar ini. Menurut mereka teknik menunda kehamilan ini bisa mengkhawatirkan karena ada cairan pre-ejakulasi yang keluar sebelum ejakulasi. Meskipun cairan pre-ejakulasi ini tidak mengandung sperma tetap saja ada sperma yang tertinggal dari ejakulasi sebelumnya.