Jakarta – Pacaran. Salah satu aspek kehidupan hampir semua orang, termasuk pula remaja. Jika berpacaran dengan orang yang masih sebaya atau lebih tua 1-5 tahun mungkin tidak mengapa, tapi bagaimana kalau ternyata kamu berpacaran dengan orang yang jauh lebih tua darimu (misalnya 10 tahun)? Hal ini umumnya terjadi pada remaja perempuan, walau tak menutup kemungkinan terjadi pada remaja lelaki pula. Sebut saja si A, remaja berusia 16 tahun dan sedang menjalin hubungan dengan B, seorang pria dewasa berusia 34 tahun. Keduanya nampak saling mencintai, dan B memperlakukan A dengan baik. Namun, A takut jika nanti orangtua tahu tentang hubungan mereka. Ia juga ragu apakah hubungan mereka itu boleh atau tidak dilanjutkan. Nah, kita semua mungkin pernah mendengar pepatah : “Cinta tidak mengenal usia”. Hmm..apa iya ? Mari kita lihat dari sisi negatifnya. A yang berusia 16 tahun dan B yang berusia 34 tahun apa sih kesamaan diantara mereka ? Lingkungan ? Tipe teman ? Pemikiran ? Kedua, kalau ada pria berusia 30-an memiliki hubungan dengan remaja berusia belasan tahun, mau tak mau pasti timbul kecurigaan apakah pria ini normal (baca : tidak mencari pasangan yang lebih tua). Apakah dia tipe yang justru hanya beraninya dengan remaja tapi tidak dengan wanita dewasa ? Ketiga, masih berkaitan dengan poin kedua, apa sebenarnya motivasi pria ini ? Apakah ia bermaksud mengeksploitasi pacarnya yang masih remaja itu ? Apakah ia seorang pedofil ? Ingat bahwa perilakunya yang penuh hormat di masa-masa awal pacaran bisa berubah senantiasa. Seandainya bisa dibilang bahwa cinta mengalahkan segalanya, umur tidak masalah karena toh hanya angka, dan justifikasi-justifikasi lainnya, tapi saying tidak demikian kenyataannya. Pria atau wanita yang terlibat hubungan asmara dengan remaja yang jauh lebih muda darinya biasanya menderita satu atau lebih kelainan dalam pribadinya. Dia bisa tidak dewasa secara pemikiran dan emosi, dia tidak pede, dia orang yang gagal, ia orang yang suka mengontrol (karena oang yang lebih muda relatif lebih mudah dikontrol), ia sedang didalam krisis usia 30-an, ia kebingungan, ia orang yang menentang semua norma, dan seterusnya. Apapun itu, ada sesuatu yang salah dalam dirinya. Nah, hal diatas bukannya menyangkal bahwa hubungan asmara itu palsu. Selalu saja ada kemungkinan bahwa ia benar-benar mencintai pasangannya, demikian pula sebaliknya. Tapi apakah itu cukup ? Dalam situasi seperti ini, bukanlah kedalaman perasaan diantara mereka berdua yang menentukan hubungan itu, tapi motivasi yang mendasarinya dari kedua belah pihak. Mengapa ia (si pria atau wanita yang jauh lebih tua itu) tidak bisa memiliki hubungan dengan pria/wanita yang lebih sesuai untuknya ? Apa “peranannya” terhadap kamu, apakah ia menjagamu, mengontrolmu, atau dalam satu atau berbagai cara mengendalikanmu ? Bagaimana dengan bekas pacarnya yang dulu, apakah ada, dan jika ada apakah ada juga yang remaja sepertimu ? jawaban akan pertanyaan-pertanyaan ini memang sulit, tapi perlu. Jika kamu ingin menjustifikasi hubunganmu dengan mengatakan bahwa kamu sudah lebih dewasa daripada umurmu (karena biasanya perempuan lebih cepat dewasa daripada lelaki), dan kalaupun itu benar, itu pun masih belum cukup. Kamu mungkin bertanya mengapa orang berusia 30 tahun toh masih bisa berhubungan dengan orang berusia 50 tahun ? Jawabannya mudah. Pengalaman hidup. Orang yang berusia 30-an dan 50-an keduanya telah mengalami hidup sebagai orang dewasa, telah selesai sekolah, telah punya karir yang mantap, dan perbedaan umur diantara mereka seakan tidak berarti lagi terutama di mata masyarakat, yang menganggap mereka setara. Tapi bagaimana dengan remaja belasan tahun dan orang dewasa berusia 30-an ? Well, kombinasi akan pertanyaan tentang motivasi si orang dewasa dan dan ketidakseimbangan pengalaman hidup, keduanya sudah cukup menjadi alasan mengapa hubungan tersebut akan sangat sulit untuk dilanjutkan. Tapi jika kamu berada di posisi A dan masih berkeras dengan pikiranmu, berusahalah untuk tidak berbohong kepada orangtuamu tentang umurnya karena itu malah akan membuatmu terlihat tidak dewasa dan kamu pun akan selalu merasa khawatir karenanya. Ingatlah bahwa fakta kamu sendiri berpikir untuk berbohong sudah menunjukkan bahwa hubungan ini tidak punya dasar yang kuat.
sumber: http://wolipop.detik.com/read/2005/01/13/152121/272579/227/pacarku-jauh-lebih-tua