Cara Mudah Atasi Gairah Seks Rendah Pada Wanita: Tidur

Jakarta – Rendahnya gairah seksual bisa berdampak buruk terhadap kelangsungan pernikahan. Ada berbagai hal yang bisa dilakukan untuk mengembalikan hasrat bercinta mulai dari mengonsumsi makanan aphrodisiac, pola makan sehat, rutin olahraga hingga menonton film erotis.

Tapi ternyata ada cara lebih mudah untuk mengatasi gairah seks yang rendah yaitu cukup dengan tidur. Hasil studi terbaru yang dimuat dalam Journal of Sexual Medicine mengungkapkan bahwa wanita yang menambah waktu tidurnya satu jam lebih lama, gairah bercintanya meningkat hingga 14 persen.

“Jika Anda punya kesulitan di kamar tidur (bercinta -red), salah satu yang perlu dievaluasi adalah, apakah Anda sudah memiliki waktu tidur yang cukup,” ujar David Kalmbach dari University of Medical School, seperti dikutip dari Health Me Up.

Hasil ini didapat setelah David dan tim penelitinya mempelajari 171 wanita yang direkrut sebagai partisipan. Mereka diminta mengisi pertanyaan survei untuk mengetahui kebiasaan tidur selama 14 hari.

Hal-hal yang diobservasi mulai dari berapa jam mereka tidur selama periode 14 hari tersebut, juga tingkat gairah seksual yang mereka rasakan. Analisa survei menunjukkan bahwa wanita yang memiliki jam tidur cukup atau lebih banyak di malam harinya, merasakan hasrat bercintanya meningkat keesokan harinya.

Hasil studi ini memperlihatkan bahwa kualitas tidur sangat penting untuk mempertahankan libido terutama pada wanita. Selain itu wanita yang jam tidurnya sedikit lebih lama tidak mengalami banyak masalah dalam membangkitkan libidonya ketika diberi stimulasi seks pada area Miss V, ketimbang wanita yang waktu tidurnya lebih singkat.

“Pengaruh kualitas tidur terhadap gairah dan rangsangan seksual kerap dianggap kecil di ranah (seksologi) ini, tapi penemuan ini mengindikasikan bahwa kurang tidur bisa mengurangi hasrat dan rangsangan seksual pada wanita,” tambah David.

Namun perlu diingat, penambahan waktu tidur demi kualitas kehidupan seks yang sehat sebaiknya tidak berlebihan. Cukup tambah jam tidur Anda 30 menit hingga satu jam saja. Terlalu banyak tidur pun tak baik efeknya terhadap kesehatan tubuh. Tidur yang terlalu lama bisa berakibat gangguan pada jantung, gangguan pencernaan hingga hipertensi.

(hst/fer)

3 Efek Samping yang Bisa Terjadi Saat Bercinta

Jakarta – Saat bercinta, seringkali wanita mengalami kejadian tak terduga yang berkaitan dengan area Miss V. Kejadian tak terduga ini tidak jarang membuat malu, misalnnya suara seperti buang gas atau keluarnya cairan berlebihan dari vagina. Hal-hal yang disebut ‘efek samping’ dari bercinta ini sebenarnya hal normal yang tak perlu dikhawatirkan. Jadi jika satu dari lima kejadian ini Anda alami ketika bercinta, tak perlu panik dan sikapi dengan tenang atau perlu ditanggapi secara humor bersama pasangan.

1. Keluar Angin dari Miss V
Ketika bercinta, Miss V bisa mengeluarkan suara yang terdengar seperti buang gas. Hal itu dikarenakan udara yang terperangkap di lubang Miss V. Dan ketika penetrasi seks terjadi, dorongan dari penis membuat udara tersebut keluar dan akhirnya menimbulkan suara yang, mungkin, memalukan untuk didengar.

Menurut pakar seks Debby Herbenick, Ph.D., hal tersebut sangatlah normal dan bisa saja terjadi pada hampir setiap wanita. Tapi jika Anda tetap malu dan merasa tidak nyaman, bunyi tersebut bisa dihilangkan atau setidaknya diminimalisir dengan beberapa teknik. Suara seperti buang gas itu hanya terjadi saat penis keluar-masuk lubang Miss V. Saran Debby, Anda bisa meminta pasangan untuk memperlambat ritme penetrasi.

2. Cairan Miss V Keluar Terlalu Banyak
Keluarnya cairan Miss V yang seperti menyembur, kerap disebut sebagai ejakulasi pada wanita. Efek samping ini juga terbilang normal dan seharusnya tidak membuat Anda khawatir. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa cairan yang keluar saat wanita ejakulasi berbeda dengan cairan lubrikasi. Cairan yang menyembur tersebut merupakan efek yang terjadi sesaat sebelum wanita mencapai klimaks dan para ilmuwan menyebutnya dengan plasma prostat.

Penelitian lain yang dimuat dalam Journal of Sexual Medicine menyebutkan, cairan yang keluar sesaat setelah/sebelum klimaks adalah campuran dari urin dan plasma prostat. Namun komposisinya lebih banyak plasma prostat. Anda hanya perlu membasuhnya dengan air untuk membersihkannya.

3. Tubuh Lemas
Merasa tidak sanggup beraktivitas apa pun setelah bercinta? Itu juga hal yang cukup normal dialami baik oleh wanita maupun pria. Pasca berhubungan seks, otak akan memproduksi senyawa kimia yang bekerja meredakan stres, membuat tubuh dan pikiran relaks serta mengantuk sehingga ingin cepat-cepat tidur. Maka tidak heran jika tubuh Anda menjadi lemas.

“Setelah bercinta tubuh mengeluarkan vasopressin, yaitu hormon yang diyakini bisa mengurangi stres,” ujar Erin Basler-Francis, btand manager dari The Center for Sexual Pleasure Health, seperti dikutip dari Shape. Selain vasopressin, tubuh juga mengeluarkan hormon prolactin yang membuat mata mengantuk.

(hst/int)

Review: Tenga Easy Beat “Wavy” Egg

Jadi apa yang terlintas dipikiran anda saat seseorang mengatakan “Tenga?” apa kamu fikir itu artinya “untuk mengambil” dalam bahasa spanyol? Atau kamu fikir prajurit Tenga, burung besar petarung dari power rangers? Bagaimana kalau ini adalah alat bantu masturbasi pria? Jadi, ini adalah perusahaan Jepang bernama Tenga. Telah berdiri sejak tahun 2005. Kata Tenga adalah bahasa Jepang klasik yang berarti tersusun selayaknya dan mewah, yang biasanya digunakan untuk memuji keindahan kimono. Tenga bertujuan membuat produk dengan kualitas terbaik dengan ide terbaru. Bahwa Tenga merupakan “Revolusi dalam kesenangan Pria”.

Review-Tenga-Easy-Beat-Egg-4

Kesan Pertama

Hal pertama yang saya sadari bahwa tidak ada produk Tenga yang tidak mengingatkan anda pada vagina. Tenga menawarkan berbagai macam produk tapi disini saya akan membahas tentang Tenga Egg Wavy.

Tenga sudah sangat cukup baik untuk memenuhi kebutuhan sex kita dengan produknya, dalam menulis artikel ini saya mencoba memakai Tenga Egg Wavy dan memberikan review kepada para pembaca. Bentuknya sama seperti telur. Ukurannyapun sama seperti telur normal lainnya. Ini membuat kita teringat kembali dengan telur mainan saat kita kecil dulu namun dengan kualitas yang bagus… dan untuk kebutuhan seksual.

Review-Tenga-Easy-Beat-Egg-1

Bahannya sangat lembut dan fleksibel. anda pasti ingin memegang dan melemparnya di tangan anda untuk membuktikan itu. Bahannya sangat kuat dan elastis. Anda bisa menarik atau memutarnya di lantai untuk melihat keelastisannya,

Review-Tenga-Easy-Beat-Egg-5

Didalam Tenga Egg Wavy ini, menghasilkan sensasi yang berbeda dari produk lainnya. Teksturnya sama seperti kondom dan memberikan sensasi jauh lebih berbeda dari yang biasa wanita berikan.

Tenga Insides

Ketika saya membuka segel dari Tenga Egg Wavy terdapat wadah plastik yang berisi 1 plastik pelumas (kira kira untuk 2-3x pemakaian, sebaiknya sekalian juga membeli Tenga Egg Lotion). Sangat mudah digunakan dan produk ini diperuntukan untuk pria masa kini. Semua produk memiliki harga yang terjangkau namun tidak murahan.

Tenga-Insides

The Test

Produk Tenga bisa mebuat kita ejakulasi didalam dan sangat mudah dibersihkan. Setelah dicuci, produk Tenga Egg ini bisa di gunakan lagi. Produk ini bisa membantu anda juga saat bercinta dengan pasangan anda sehingga anda akan mendapatkan sensasi yang lain dari biasanya.

Review-Tenga-Easy-Beat-Egg-7 Review-Tenga-Easy-Beat-Egg-3 Review-Tenga-Easy-Beat-Egg-6

 

 

Jenis Olahraga yang Buat Wanita Lebih Sering Bercinta

Jakarta – CrossFit merupakan olahraga yang menggabungkan banyak jenis latihan mulai dari kardio, angkat beban, lari cepat, plyometrics, senam dan lain-lain. Olahraga ini menjadi favorit para wanita termasuk selebriti karena bisa membakar banyak lemak dan kalori dalam waktu relatif cepat.

Aktivitas yang mengombinasikan berbagai gerakan olahraga ini juga meningkatkan kebugaran tubuh, menambah fleksibilitas juga membuat tubuh tidak cepat lelah. Manfaat CrossFit ternyata tak sampai di situ.

Sebuah survei mengungkapkan bahwa olahraga yang juga memasukkan angkat beban dan pull-ups ini pun bermanfaat bagi kehidupan seks. Penelitian yang dilakukan situs perjodohan Match, dalam survei tahunan yang bertajuk Singles in America menunjukkan, orang yang rajin mengikuti kelas CrossFit di gym lebih sering bercinta ketimbang orang yang melakukan kegiatan olahraga lainnya.

Sebanyak 38 persen wanita yang ikut kelas CrossFit mengaku rutin bercinta sedikitnya beberapa kali dalam sebulan. Di urutan kedua, olahraga yang membuat wanita memiliki kehidupan seksual yang aktif adalah jogging, dan menyusul di tempat ketiga Zumba.

CrossFit terbukti membuat kehidupan seks lebih aktif pada wanita. Namun bukan berarti olahraga lain juga tidak memberikan manfaat yang sama. Seperti dikutip dari Women’s Health, jenis aktivitas fisik apa pun asalkan rutin dilakukan juga bisa meningkatkan kehidupan seksual Anda bersama pasangan.

Menurut hasil survei yang sama, 33 persen orang yang olahraga minimal dua hingga enam kali seminggu rutin bercinta setiap bulannya. Sementara yang jarang olahraga hanya 20 persen saja yang rutin bercinta.

Sejumlah studi memang menunjukkan beraktivitas fisik seperti olahraga dan fitnes selama 30 menit setiap hari bisa meningkatkan kesehatan seksual sekaligus kepercayaan diri saat bercinta. Efeknya akan lebih terasa apabila olahraga dilakukan bersama pasangan.

Maka dari itu ajaklah pasangan Anda untuk bergabung dengan klub fitnes dan ikut kelas-kelas yang menarik seperti CrossFit, TRX, Zumba atau yoga. Jika ingin aktivitas yang lebih sederhana, Anda bisa jalan sehat atau jogging bersama di taman. Melakukan fitnes dan olahraga bersama juga bisa mendekatkan ikatan emosinal Anda dan pasangan. Cara lain yang bisa dilakukan untuk meningkatkan libido adalah dengan senam kegel karena bisa menguatkan otot-otot pelvic dan membantu mencegah masalah prostat pada pria.

Sumber: http://wolipop.detik.com/read/2015/02/06/195137/2826250/227/jenis-olahraga-yang-buat-wanita-lebih-sering-bercinta

Kapan Gairah Seks Pasangan Mulai Tak Sejalan?

Jakarta – Semua terasa indah saat pernikahan baru berusia seumur jagung. Pasangan selalu seiya sekata dalam berbagai hal, termasuk seks. Namun ketika usia pernikahan semakin bertambah, manisnya cinta mulai terasa berbeda. Perbedaan pendapat hingga pemikiran bermunculan dan tak jarang menyebabkan pertengkaran.

Salah satu perbedaan yang muncul seiring bertambahnya usia pernikahan itu adalah mengenai gairah seks. “Saat pasangan masih berusia muda, kebanyakan dari mereka selalu ingin bercinta. Tapi saat usia bertambah, beberapa orang menganggap seks bukan lagi prioritas,” ujar Pepper Schwartz, profesor sosiologi di Universitas Washington yang juga pakar percintaan untuk AARP (American Association of Retired Persons).

Perbedaan pada keinginan bercinta, dikatakan Profesor Schwartz, mulai muncul ketika salah satu pasangan mengalami kenaikan berat badan, menderita sakit jantung atau memiliki masalah ereksi. Orang-orang yang mengalami hal tersebut akan mengucapkan kalimat penolakan pada pasangannya saat diajak bercinta.

Kalimat penolakan ini, menurut Schwartz bisa menyengat perasaan pasangan yang ditolak. “Mereka merasa terjebak, dipermalukan. Karena tidak ada siapapun yang ingin ditolak saat mereka meminta seks. Apalagi kalau penolakan ini berulang,” katanya seperti dikutip Huffington Post.

Pendapat tidak jauh berbeda disampaikan psikolog Nicky Ruscoe. Psikolog yang kerap memandu acara di ABC’s Health itu mengatakan perubahan gairah seks ini terjadi setelah 18 bulan masa bulan madu. Gairah pasangan tidak lagi sejalan seperti dulu saat baru menikah yang sama-sama selalu merasa bergairah dan ingin bercinta.

Perbedaan gairah antara suami-istri ini jangan langsung dianggap ada masalah dalam pernikahan. Menurut Nicky, 90% pasangan pasti pernah menghadapi masa adanya perbedaan libido tersebut. Penyebab perbedaan gairah ini berbagai macam mulai dari stres, kelelahan, depresi, sakit atau karena mengonsumsi obat tertentu. Perubahan hormon juga mempengaruhi gairah, terutama pada wanita.

Dr. Dudley Danoff, urologis dan pendiri dari Cedars-Sinai Tower Urology Medical Group di Los Angeles, menambahkan dalam hal perbedaan gairah seks ini, pihak pria lah yang memang lebih sering merasakannya. Mereka yang lebih sering ditolak oleh pasangannya.

“Pria bisa memilih berhenti untuk mengajak bercinta ketimbang harus menghadapi penolakan. Mereka jadi malu untuk menunjukkan kasih sayang. Dan tentu saja, pria bisa tergoda untuk mencari seks ke pihak lain,” ucapnya.

Sementara itu menurut psikolog Barry McCarthy, perbedaan gairah yang sudah tak sejalan ini menjadi penyebab nomer satu pasangan mendatangi dirinya atau meminta bantuan terapis. Diakuinya memang pihak wanitalah yang biasanya disalahkan atas masalah ini. Meski kenyataannya seiring bertambahnya usia, terutama ketika sudah mencapai 50 tahun, prialah yang justru menjauh dari seks karena masalah performa yang tak prima lagi.

Saat perbedaan gairah ini terjadi yang sebaiknya dilakukan pasangan adalah bukan dengan saling menyalahkan. Jika salah satu pihak menyebut mereka yang mengalami penurunan libido sebagai ‘abnormal’, sikap tersebut justru bisa menghancurkan pernikahan. Cara terbaik yang sebaiknya dilakukan adalah kenali dan pahami kalau Anda dan suami adalah dua orang berbeda yang memiliki tingkat gairah berbeda juga. Pasangan juga sebaiknya saling memahami bahwa mereka merindukan keintiman dan bertanggungjawab mengatasi masalah perbedaan gairah tersebut.

Sumber: http://wolipop.detik.com/read/2015/02/09/183211/2828093/227/kapan-gairah-seks-pasangan-mulai-tak-sejalan

Miss V Sakit Saat Bercinta, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya

Jakarta – Seks bisa memberi kenikmatan, tapi tak jarang juga yang mengalami rasa sakit ketika bercinta. Menurut studi yang dipublikasikan dalam Journal of Sexual Medicine, 30 persen wanita dilaporkan merasakan sakit saat berhubungan seks dengan pasangannya.

Hasil studi didapat dengan menganalisa data dari Center for Sexual Health Promotion di Indiana University. Berdasarkan survei yang mereka lakukan pada 2012, terungkap bahwa hampir 50 persen wanita tidak mengomunikasikan tentang sakit yang dirasakannya ketika bercinta pada pasangannya. Mereka pun terpaksa menahan sakit seolah semuanya berjalan dengan normal.

Rasa sakit saat bercinta bisa disebabkan oleh berbagai hal, misalnya adanya penyakit endometriosis. Namun kasus yang lebih sering terjadi cenderung tidak berbahaya dan terbilang normal. Misalnya karena Miss V yang kering atau merasa tidak nyaman.

“Kebanyakan kondisi yang menyebabkan sakit ketika bercinta bisa diatasi,” ujar Debby Herbenick, Ph.D., seorang pakar seks seperti dikutip dari Women’s Health USA.

Jenis rasa sakit pun berbeda-beda, tergantung dari penyebabnya. Jika Anda termasuk wanita yang kerap merasakan sakit ketika berhubungan seks, simak beberapa tips untuk mengatasinya berikut ini:

1. Penis Seperti Terbuat dari Kertas Pasir
Penetrasi seks sulit dilakukan dan tidak berjalan mulus, umumnya disebabkan oleh kekeringan pada vagina. Kurangnya cairan pelumas alami Miss V merupakan penyebab utama dan paling umum yang menyebabkan rasa sakit. Miss V yang kering, biasanya diakibatkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu (antidepresan, obat flu, obat anti alergi). Berendam di air hangat sebelum bercinta juga bisa membuat Miss V kering.

Untuk mengatasinya, Anda bisa memakai lubrikan sintetis pada area Miss V. Studi yang dilakukan Indiana University menunjukkan bahwa wanita yang menggunakan lubrikan, rasa sakitnya jauh berkurang. Pilihlah lubrikan berbentuk gel yang berbasis air, karena lebih nyaman dan lebih mudah dibersihkan. Ulangi penggunaannya jika diperlukan.

2. Rasa Sakit Disertai Gatal
Jika merasakan sakit disertai gatal, dan semakin bertambah ketika penetrasi, kemungkinan besar penyebabnya adalah infeksi pada cairan vagina. Umumnya diakibatkan oleh konsumsi antibiotik. Selain itu, seks oral juga bisa membuat keseimbangan pH pada area Miss V terganggu. Sebuah studi menunjukkan, wanita yang mengalami infeksi cairan vagina tiga kali lebih sering menerima oral seks dari pasangannya.

Segera periksakan ke dokter untuk memastikan pengobatan yang tepat. Hindari dulu berhubungan seks untuk sementara waktu, sampai infeksi sembuh.

3. Perih Seperti Tersayat Pecahan Kaca
Rasa perih yang cukup tajam ketika penetrasi, khususnya di area luar vagina menandakan Anda mengalami ulvodynia; gangguan sistem syaraf pusat. Kondisi ini dialami 16 persen wanita dan biasanya sulit diidentifikasi. Ulvodynia seringkali dikira dokter sebagai infeksi jamur.

Pastikan Anda datang ke ginekolog atau dokter kelamin yang telah berpengalaman. Biasanya akan diberikan resep lidocaine yang membantu mengontrol sensitivitas pada syaraf ketika mendapat sentuhan. Terapi fisik juga diberikan pada pasien dengan kondisi akut. Bisa juga mengatasinya dengan bantuan vibrator. Studi menunjukkan, penggunaan vibrator akan membingungkan sistem syaraf pusat sehingga rasa sakit teralihkan.

Sumber: http://wolipop.detik.com/read/2015/02/09/193120/2828145/227/miss-v-sakit-saat-bercinta-ketahui-penyebab-dan-cara-mengatasinya

Menurut Penelitian, 6 Tipe Orang Ini Punya Kehidupan Seks Lebih Aktif

Jakarta – Tidak banyak orang yang bisa sering bercinta secara rutin. Umumnya disebabkan oleh kesibukan, rasa lelah atau jenuh. Namun ada beberapa orang di belahan dunia ini yang cukup beruntung. Menurut penelitian, frekuensi bercinta mereka lebih tinggi ketimbang orang kebanyakan. Siapa saja?

1. Orang Yunani
Survei yang diadakan brand kondom ternama Durex mengungkapkan bahwa 87 persen orang Yunani bercinta minimal sekali seminggu. Menjadikannya sebagai negara dengan masyarakat yang frekuensi bercintanya paling tinggi. Di tempat kedua Brasil, yang 82 persen masyarakatnya juga bercinta seminggu satu kali. Ketiga Rusia dengan 80 persen, kemudian China di posisi keempat dengan 78 persen, Italia dengan 76 persen, Polandia 76 persen. Malaysia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang frekuensi bercintanya cukup sering dan berada di 10 teratas, yaitu 74 persen. Setelah itu Swiss dengan 72 persen, Spanyol 72 persen dan Meksiko 71 persen.

2. Pengguna iPhone
Berdasarkan survei yang dilakukan situs kencan online Match, 55 persen pengguna iPhone mengaku rutin bercinta setidaknya satu kali sebulan. Sementara pengguna Android hanya 51 persen. Belum ada penelitian lebih lanjut yang menunjukkan kenapa pengguna iPhone lebih sering bercinta.

3. Pasangan dengan Televisi di Kamarnya
Jajak pendapat yang melibatkan 2.431 responden mengungkapkan bahwa pasangan yang memiliki televisi di kamar tidurnya dua kali lebih sering bercinta ketimbang pasangan yang tidak. Sebanyak 66 persen responden yang disurvei yakin kehidupan seks mereka lebih sehat karena keberadaan televisi di kamar tidur mereka. Setengah di antaranya bahkan mengaku bisa menonton acara favoritnya sambil bercinta. Sementara itu 37 persen responden mengklaim kalau televisi bisa membantu meningkatkan kehidupan seks mereka.

4. Warga Miami
Menurut studi Degress of Pleasure yang diprakarsai Trojan, warga yang tinggal di Miami, Florida memiliki frekuensi bercinta paling tinggi ketimbang kota-kota lainnya di negara bagian Amerika Serikat tersebut. Miami diketahui 59 persen lebih aktif secara seksual ketimbang warga Minneapolis atau St. Paul yang berada di dekatnya. Mereka juga dilaporkan memiliki durasi seks paling lama, 35 menit sekali bercinta.

5. Seniman dan Penyair
Sebuah studi yang diadakan pada 2005 menemukan bahwa orang-orang kreatif dan pencinta seni, seperti seniman dan penyair 233 persen memiliki lebih banyak pasangan seksual ketimbang orang biasa. Penelitian yang melibatkan 425 pria dan wanita di Inggris tersebut menemukan bahwa orang kreatif memiliki empat hingga 10 pasangan ketimbang orang biasa yang maksimal hanya tiga. Psikolog Daniel Nettle yang memimpin penelitian menjelaskan, orang dengan kreativitas tinggi umumnya menjalani gaya hidup bohemian yang cenderung bebas. Bercinta tidak sekadar dipandang sebagai pemuasan kebutuhan seksual semata tapi juga pencarian jati diri dan sumber inspirasi.

6. Pria Bertubuh Pendek
Tinggi badan ternyata cukup berpengaruh terhadap tingkat frekuensi bercinta seseorang. Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Sexual Medicine menganalisa kehidupan bercinta pria heteroseksual dan menemukan bahwa pria dengan tinggi 160 cm atau kurang, dan berat badan di bawah 78 kg frekuensi bercintanya lebih sering ketimbang pria tinggi.

Sumber: http://wolipop.detik.com/read/2015/02/10/180505/2829196/227/menurut-penelitian-6-tipe-orang-ini-punya-kehidupan-seks-lebih-aktif

Seberapa Efektif, Ejakulasi di Luar untuk Tunda Kehamilan Pasca Menikah?

Jakarta – Setelah menikah, tidak sedikit pasangan yang memilih menunda kehamilan dengan berbagai alasan. Salah satu metode untuk mencegah kehamilan ini adalah kontrasepsi alami dengan ejakulasi di luar vagina atau Miss V. Metode kontrasepsi ini terkadang membuat pasangan cemas karena bisa saja kesalahan terjadi.

Penelitian yang dilakukan Rachel K. Jones dari Guttmacher Institute mengungkapkan metode mencegah kehamilan dengan ejakulasi di luar Miss V ini ternyata cukup digemari. Dari riset yang melibatkan 4.634 wanita berusia 18 sampai 39 tahun terungkap, 33% responden memakai metode tersebut setidaknya satu kali dalam sebulan. 13% wanita lainnya menggunakan ejakulasi di luar sebagai metode kontransepsi selama sebulan terakhir. Dan ada 12% responden yang memakai metode ini hanya di akhir bulan.

Metode ejakulasi di luar ini paling banyak digunakan oleh wanita berusia 18 sampai 24 tahun. Dan seiring pertambahan usia wanita, semakin sedikit dari mereka yang menggunakan cara menunda kehamilan ini. Berdasarkan riset diketahui wanita lebih muda memakai teknik ini dengan mengombinasikannya bersama metode kontrasepsi lainnya seperti IUD, pil dan kondom.

Apakah teknik ejakulasi di luar vagina ini sebenarnya efektif untuk mencegah kehamilan? Berdasarkan data yang diungkapkan situs plannedparenthood, dari 100 wanita yang pasangannya melakukan ejakulasi di luar, empat di antara mereka hamil setiap tahunnya meskipun mereka sudah melakukannya dengan benar. Dan dari 100 wanita yang pasangannya ejakulasi di luar, 27 dari mereka akan hamil setiap tahunnya ketika teknik tersebut tidak dilakukan dengan benar.

Data tidak jauh berbeda diungkapkan oleh Divisi Kesehatan di Columbia University. Menurut mereka tingkat kegagalan dari metode ejakulasi di luar ini sekitar 22%. Jika teknik ini diterapkan dengan sempurna, tingkat kegagalannya 4%. Artinya empat hingga 22 dari 100 wanita yang memakai metode ini bisa hamil.

Metode ejakulasi di luar ini paling efektif dilakukan oleh pasangan yang memiliki kontrol diri baik, berpengalaman dan saling percaya. Pria yang mempraktekkan metode ini harus benar-benar tahu kapan mereka akan mencapai orgasme dan ejakulasi sudah tidak bisa ditunda lagi untuk keluar. Jika si pria tidak bisa memprediksi dan memahami dengan benar kapan momen ejakulasi ini terjadi, metode kontrasepsi ini tidak akan efektif.

Divisi kesehatan di Columbia University menambahkan penjelasan mengenai risiko dari metode ejakulasi di luar ini. Menurut mereka teknik menunda kehamilan ini bisa mengkhawatirkan karena ada cairan pre-ejakulasi yang keluar sebelum ejakulasi. Meskipun cairan pre-ejakulasi ini tidak mengandung sperma tetap saja ada sperma yang tertinggal dari ejakulasi sebelumnya.

Yang Dirasakan Wanita Saat Melakukan Oral Seks untuk Pasangan

Jakarta – Salah satu foreplay favorit pria adalah oral seks. Meski begitu, biasanya wanita enggan memberikan stimulasi seks lewat mulut pada pria. Banyak alasan yang membuat wanita kerap menolak memberikan rangsangan tersebut, mulai dari memikirkan higienis hingga tidak tahu tekniknya yang benar.

Ketika wanita akhirnya bersedia melakukan oral seks, bagi mereka aktivitas tersebut membutuhkan konsentrasi tinggi. Wanita pun bisa menjadi stres karena khawatir apa yang mereka lakukan tidak disukai pasangannya. Berikut ini yang kerap melintas di pikiran wanita saat memberikan pasangannya oral seks:

1. Seksi Tapi Juga Membuat Grogi
Wanita bisa merasa bergairah ketika memikirkan untuk memberikan pasangannya oral seks. Ketika aktivitas seks itu benar-benar dilakukan sebagian wanita menikmatinya, namun sebagian lagi tidak. Di satu sisi oral seks membuat mereka merasa seksi dan memiliki kekuatan untuk memuaskan pasangannya. Namun di sisi lain mereka juga grogi dan khawatir apakah mereka sudah melakukannya dengan benar.

2. Kesal Kalau Dipaksa
Wanita akan memberikan pasangannya oral seks hanya jika mereka benar-benar menginginkannya. Ketika mereka sudah bertekad melakukan oral seks, wanita akan berusaha membuat pasangannya ejakulasi dengan teknik tersebut. Namun jangan pernah memaksanya dengan mendorong kepalanya. Tindakan tersebut bisa membuatnya tersedak.

3. Memikirkan Semuanya
Saat sudah mulai melakukan oral seks, wanita bukan hanya bekerja dengan mulut dan tangannya tapi juga otaknya. Wanita akan memikirkan semuanya seperti penggunaan lidah, tangan dan bibir, kapan harus menyentuh area lainnya, apakah dia harus lebih cepat atau lambat, dan apakah dia menikmatinya. Untuk para pria, disarankan langsung berikan tips pada pasangan jika memang oral seks yang dilakukan tidak disukai. Arahkan dengan lembut apa yang sebaiknya dilakukan.

4. Kebersihan
Dalam urusan oral seks, wanita sangat peduli dengan masalah kebersihan. Area Mr. Happy yang berbau kurang sedap bisa membuat wanita ilfil untuk melakukan seks oral. Terlebih lagi jika di area tersebut ada rambut-rambut yang mengganggu. Ada baiknya jika sebelum bercinta, pria melakukan grooming terlebih dahulu misalnya dengan merapikannya menggunakan gunting rambut atau mencukurnya.

5. Lelah
Ketika wanita bersedia melakukan oral seks untuk pasangannya, pastinya mereka ingin tujuan akhir dari aktivitasnya itu adalah sang suami mendapatkan ejakulasinya. Meski demikian bukan berarti juga wanita mau terus melakukan aktivitas tersebut hingga lebih dari 15 menit dan berharap pasangannya bisa ‘selesai’. Wanita juga bisa merasa lelah karena harus terus menundukkan kepala dan lehernya pun dapat terasa tegang saat memberikan suami oral seks. Sehingga mereka butuh istirahat atau melakukan foreplay lainnya. Untuk para pria, jika merasa tidak bisa ejakulasi dengan oral seks dari istri sebaiknya jangan paksa wanita terus melakukan aktivitas tersebut.

Selain Ukuran Penis, Ini yang Juga Dikhawatirkan Banyak Pria Saat Bercinta

Jakarta – Sudah bukan rahasia lagi kalau ukuran penis menjadi hal yang dikhawatirkan pria dalam urusan bercinta. Namun ada satu lagi yang juga cukup membuat para pria gelisah dengan performa seksnya: berapa banyak cairan semen yang memancar keluar ketika mereka orgasme.

Sebuah studi menunjukkan, jumlah cairan semen atau sperma ternyata jadi perhatian penting bagi pria. Hasil studi yang dipresentasikan dalam World Meeting on Sexual Medicine dan telah dimuat Journal of Sexual Medicine mengungkapkan, pria cenderung membesar-besarkan soal cairan yang keluar saat dia ejakulasi maupun orgasme. Kebanyakan dari mereka menganggap volume cairan semen ikut menentukan kepuasan seks.

Seperti dikutip dari Women’s Health USA, tim peneliti memeriksa 70 pria yang menjadi responden. Mereka diminta menjawab pertanyaan seputar ejakulasi dan korelasinya terhadap tingkat kepuasan dalam bercinta.

Beberapa pertanyaan yang diajukan menyangkut perkiraan responden tentang volume semen yang keluar, perubahan volume seiring bertambahnya usia dan tingkat kepuasan terhadap jumlah sperma atau semen yang diproduksi kala bercinta. Hasilnya? Sebagian besar pria memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi dari kenyataan dan mereka percaya, banyak/sedikitnya jumlah sperma memegang peranan penting dalam menentukan seberapa puas mereka dengan kehidupan seksnya.

Kenapa jumlah sperma penting bagi pria dan menjadi ukuran kepuasan serta ‘keperkasaan’ mereka di ranjang? Kebanyakan pria ‘menganut’ paham; ‘semakin banyak/besar maka semakin baik’. Begitu juga dengan ukuran penis mereka. Stereotipe ini muncul karena pengaruh film porno yang umumnya menampilkan pria-pria berbadan kekar dengan ukuran penis ‘di atas rata-rata’. Secara tidak langsung, film porno telah membentuk pandangan para pria tentang apa yang normal dan tidak, berkaitan dengan ‘properti intim’ mereka.

“Saya melihat banyak pria yang cukup khawatir jika ejakulasi mereka tidak sedahsyat yang diharapkan. Kekhawatiran itu muncul karena dipicu oleh ekspektasi yang mereka dapat dari menonton film porno, dimana pria (dalam film) memproduksi banyak cairan semen. Padahal seringkali adegan itu dipalsukan,” urai terapis seks Ian Kerner, Ph.D.

Lalu berapa banyak sebenarnya jumlah normal sperma yang bisa dikeluarkan Mr. Happy? Rata-rata hanya sepertiga dari satu sendok teh. Jumlahnya pun bisa berubah-ubah tergantung dari beberapa faktor. Umumnya dipengaruhi faktor usia (pria usia 40 hingga 50 tahun umumnya mengeluarkan cairan lebih sedikit ketimbang pria muda) dan durasi dari sejak orgasme terakhirnya. Ian menambahkan, stamina seksual tidak berpengaruh terhadap jumlah keluarnya sperma.

Sumber: http://wolipop.detik.com/read/2015/02/12/072256/2830615/227/selain-ukuran-penis-ini-yang-juga-dikhawatirkan-banyak-pria-saat-bercinta