Efek Negatif Bercinta, Membuat Mual Sampai Depresi

Jakarta – Seks telah terbukti secara ilmiah bisa meningkatkan daya tahan tubuh, menghilangkan stres, meringankan rasa sakit hingga membantu kualitas tidur jadi lebih baik. Tapi ada kalanya hubungan intim dengan pasangan justru membuat seseorang sakit. Dalam konteks ini, kita tidak membicarakan penyakit seks menular tapi lebih kepada gangguan kesehatan fisik dan mental yang terbilang ringan. Meskipun ringan, bisa cukup mengganggu aktivitas keseharian. Ini beberapa dampak negatif dari bercinta, seperti dipaparkan Men’s Health US.

1. Pusing dan Mual
Orgasme merupakan puncak kenikmatan dalam bercinta, tapi jika efeknya terlalu kuat justru bisa membuat tubuh merasa tidak nyaman. Setelah penetrasi seks yang intens, klimaks yang berlebihan bisa saja dialami wanita. Hal ini umumnya disebabkan oleh stimulasi klitoris dan vagina yang dilakukan secara bersamaan sehingga membuat wanita sangat terangsang secara seksual, dan mencapai orgasme yang terlalu intens.

Dalam kondisi tersebut, tubuh akan melepaskan senyawa kimia bersamaan dengan membesarnya pembuluh darah. Proses tersebut akan membuat kepala terasa pening, berputar dan mual. Hal yang sama pun bisa terjadi pada pria dan para ilmuwan menyebutnya dengan sindrom penyakit pasca orgasme, dimana para pria akan mengalami gejala mirip flu yang bisa berlangsung hingga beberapa minggu.

2. Depresi
Seks seharusnya bisa menjadi pembangkit mood bahagia, namun berdasarkan penelitian di Australia pada 2011, sekitar 33 persen wanita mengaku justru mengalami depresi setidaknya satu kali setelah mereka bercinta. Bahkan dilaporkan 10 persen wanita merasa sedih, gelisah, menyesal dan terganggu setelah bercinta, meskipun mereka mengalami momen seks yang menyenangkan. Perubahan mood ini umumnya disebabkan oleh perubahan hormon pada wanita yang cukup signifikan pasca seks.

3. Sakit Kepala
Bercinta bisa menyembuhkan sakit kepala, tapi juga bisa menjadi penyebabnya. Aktivitas seks sebenarnya bisa memicu migrain pada pria maupun wanita. Berdasarkan laporan dari International Headache Society, ada dua tipe sakit kepala yang biasa terjadi karena aktivitas seksual. Tipe pertama terjadi sebelum bercinta, ketika gairah seksual yang berlebihan menekan otak dan mengakibatkan sakit. Tipe kedua, adalah sakit yang seperti menusuk secara tiba-tiba yang terjadi setelah seseorang merasakan klimaks. Studi yang dimuat dalam British Journal of Medical Practitioners menyebutkan bahwa sakit kepala yang dirasakan berbarengan dengan kenikmatan seks ini jarang terjadi. Umumnya dialami mereka yang memang telah memiliki gangguan migrain dan hanya terjadi pada 1 dari 100 orang.

4. Miss V ‘Terbakar’
Sebagian wanita memiliki alergi terhadap protein yang terdapat di dalam cairan semen pria sehingga menimbulkan rasa terbakar atau iritasi pada Miss V. Tapi biasanya reaksi alergi ini akan berangsur-angsur menghilang selama beberapa hari. Ada pula yang akhirnya tidak pernah mengalami alergi lagi karena Miss V telah beradaptasi dengan protein cairan semen.

Alergi juga bisa disebabkan oleh penggunaan kondom. Alat kontrasepsi yang terbuat dari lateks akan menimbulkan reaksi yang sama pada wanita yang memiliki alergi terhadap karet. Beberapa cairan lubrikan pun berpotensi memicu reaksi alergi karena bahan-bahan yang dikandungnya.

(hst/hst)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *